Orang Tua Wajib Tahu! 9 Persiapan Tahun Ajaran Baru
Libur semester tentunya sangat dinantikan, terutama bagi anak-anak usia sekolah. Setelah lelah menghadapi penilaian sumatif akhir semester, momen libur kenaikan kelas biasanya dimanfaatkan untuk rehat sejenak dari rutinitas sehari-hari, sambil melakukan persiapan tahun ajaran baru.
Tahun ajaran baru 2025/2026 secara nasional dijadwalkan mulai pertengahan Juli, merujuk pada Permendikbudristek Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kalender Pendidikan. Di beberapa provinsi seperti Jawa Tengah, tanggal masuk sekolah direncanakan pada 14 Juli 2025, namun penetapan resmi tetap menyesuaikan keputusan dinas pendidikan daerah masing-masing.
Artinya, hanya dalam waktu dua hingga tiga pekan sejak penerimaan rapor, anak-anak akan kembali duduk di bangku sekolah, menghadapi jenjang dan tantangan yang baru. Oleh karenanya sangat penting melakukan persiapan. Apalagi tahun ajaran ini juga menjadi awal penerapan wajib Kurikulum Merdeka di seluruh satuan pendidikan, sesuai Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024.
Kurikulum baru yang akan diterapkan menuntut pendekatan belajar yang lebih fleksibel, mendalam, dan kontekstual. Ada penekanan pada literasi, numerasi, serta keterampilan digital seperti coding dan kecerdasan buatan.
Transisi naik kelas kini bukan hanya soal berganti buku dan seragam, tetapi juga kesiapan menghadapi sistem pembelajaran baru yang lebih menantang. Lantas, apa yang perlu disiapkan orang tua agar anak tidak gagap di hari pertama?
Berikut 9 persiapan penting menghadapi tahun ajaran baru yang wajib diketahui orang tua.
1. Persiapkan Mental Anak Sejak Libur Semester
Tahun ajaran baru seringkali membawa tekanan tersendiri bagi anak. Selama libur kenaikan kelas, ajak mereka bicara terbuka tentang harapan dan kekhawatiran jelang masuk sekolah. Validasi perasaan mereka dan beri ruang untuk bertanya. Dukungan emosional seperti ini akan membantu membentuk kesiapan mental yang kokoh.
Mulailah dengan obrolan santa seperti bagaimana perasaan mereka tentang guru baru, teman baru, atau pelajaran baru. Yakinkan anak bahwa wajar merasa cemas, kemudian beri contoh konkret cara menghadapi tantangan. Kebiasaan mendengarkan dengan empati jauh lebih berdampak daripada nasihat satu arah.
2. Bangun Kembali Rutinitas Harian
Setelah libur semester, jam tidur dan pola makan anak biasanya berubah. Sebelum semester baru dimulai, atur kembali jam tidur malam dan waktu bangun pagi secara bertahap. Rutinitas yang konsisten membantu tubuh dan pikiran anak beradaptasi sebelum masuk sekolah.
Buat rutinitas pagi yang menyenangkan, misalnya sarapan bersama, cek tas sekolah, lalu ngobrol ringan. Malam harinya, matikan gawai satu jam sebelum tidur agar kualitas istirahat lebih optimal. Kesiapan fisik sangat memengaruhi semangat anak di minggu pertama sekolah.
3. Siapkan Perlengkapan Sekolah Bersama Anak
Belanja perlengkapan sekolah bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi momentum membangun semangat. Libatkan anak dalam memilih buku, alat tulis, seragam, dan tas. Beri mereka ruang menentukan pilihan sendiri. Ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas barang-barang mereka.
Pastikan semua perlengkapan sesuai kebutuhan dan standar sekolah. Simpan daftar periksa dan cek ulang beberapa hari sebelum masuk sekolah agar tidak terburu-buru. Kebiasaan ini akan mengajarkan anak keteraturan dan kemandirian sejak dini.
4. Ulang Materi Tahun Lalu secara Menyenangkan
Selama libur kenaikan kelas, otak anak cenderung kehilangan ritme belajar. Ajak mereka mengulas pelajaran penting melalui permainan edukatif, video pembelajaran, atau membaca bersama. Aktivitas ini menjaga kesiapan akademik anak tanpa membuat mereka merasa sedang belajar.
Orang tua bisa membuat kuis kecil di rumah atau membaca buku cerita bertema sains dan sosial. Belajar sambil bermain akan memudahkan anak menghadapi materi baru di semester depan. Ini juga memberi bekal kuat untuk menyambut kurikulum baru yang lebih menantang.
5. Kenalkan Kurikulum Baru Secara Sederhana
Mulai tahun ajaran ini, Kurikulum Merdeka diterapkan secara nasional. Jelaskan kepada anak bahwa cara belajar kini lebih fleksibel, lebih banyak proyek, dan fokus pada pemahaman mendalam. Gunakan bahasa sehari-hari agar mereka tidak merasa tertekan.
Beri tahu juga bahwa guru akan lebih banyak mengajak berdiskusi, bukan hanya mendikte. Anak yang paham sistem baru cenderung lebih cepat beradaptasi dan percaya diri di kelas.
6. Bangun Kesiapan Sosial dan Emosional Anak
Kecemasan bertemu teman baru, takut dikucilkan, atau merasa malu adalah hal yang wajar jelang masuk sekolah. Bantu anak membangun keterampilan sosial seperti menyapa, bergiliran bicara, dan mendengarkan dengan empati. Latihan sederhana di rumah akan memperkuat kepercayaan diri mereka.
Dorong anak untuk menceritakan pengalaman sosialnya di sekolah. Bila perlu, lakukan role-play tentang cara berteman atau menghadapi konflik. Kesiapan emosional ini penting, terutama bagi anak yang akan masuk jenjang baru atau berpindah sekolah.
7. Bangun Komunikasi Aktif dengan Sekolah
Jelang tahun ajaran baru, hadiri pertemuan orang tua atau orientasi jika dijadwalkan. Gunakan kesempatan ini untuk mengenal wali kelas, memahami program sekolah, dan bertanya tentang kebijakan baru. Komunikasi awal ini akan mempermudah kerja sama saat anak menghadapi kesulitan.
Simpan kontak penting sekolah dan pastikan kita tahu saluran komunikasi resmi seperti aplikasi atau grup orang tua. Semakin aktif komunikasi, semakin mudah memantau perkembangan anak. Hubungan baik dengan sekolah akan menciptakan ekosistem pendidikan yang suportif.
8. Ciptakan Area Belajar yang Nyaman di Rumah
Ruang belajar yang rapi dan personal membuat anak lebih fokus dan betah mengerjakan tugas. Tata ulang area belajar jelang semester baru. Pastikan pencahayaan cukup, kursi nyaman, dan bebas dari distraksi. Tambahkan sentuhan personal seperti poster motivasi atau jadwal harian.
Biasakan anak belajar di tempat yang sama setiap hari untuk membentuk pola pikir produktif. Pastikan juga alat tulis, buku, dan perlengkapan belajar tersedia di satu tempat. Kebiasaan ini akan meningkatkan kemandirian dan disiplin belajar di rumah.
9. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan dan Kebugaran
Menjelang masuk sekolah, penting memastikan anak dalam kondisi fisik prima. Jadwalkan pemeriksaan kesehatan rutin, cek penglihatan dan pendengaran jika perlu, serta pastikan imunisasi lengkap. Asupan gizi seimbang juga harus diperhatikan agar daya tahan tubuh anak optimal.
Selama libur kenaikan kelas, aktivitas fisik seperti bersepeda, berenang, atau bermain di luar rumah sangat membantu menjaga kebugaran. Anak yang sehat lebih mudah berkonsentrasi dan semangat belajar. Persiapan kesehatan yang baik adalah fondasi dari semua kesiapan lainnya.
Tahun ajaran baru dengan pendekatan deep learning menjadi waktu yang tepat untuk membentuk kebiasaan positif, termasuk kedisiplinan dalam penggunaan teknologi. Dengan bimbingan yang tepat, anak belajar mengelola waktu layar, memahami etika digital, dan memanfaatkan internet sebagai alat pendukung belajar yang produktif.
Di sisi lain, penting bagi orang tua untuk mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan yang berlaku. Misalnya tentang penerapan kurikulum baru yang mendorong asesmen berbasis proses belajar melalui proyek dan diskusi aktif. Sehingga orang tua bisa memberi dukungan yang selaras dengan metode pembelajaran di sekolah.
Dengan persiapan yang tepat, anak bisa menyambut semester baru dengan semangat dan percaya diri. Yuk, pastikan semua poin penting tadi sudah siap sebelum hari pertama sekolah tiba!