Dampak Positif dan Negatif Konsumsi Susu Sapi

10 Juni 2025|Artikel|Bagikan :

Hari Susu Sedunia yang diperingati tiap 1 Juni merupakan pengingat akan peran susu dalam ketahanan pangan dan gizi global. Data USDA mencatat konsumsi susu sapi dunia naik 0,83% dari 193,05 juta ton pada 2022 menjadi 194,65 juta ton pada 2023. 

Menariknya, lonjakan konsumsi susu dibayangi kontroversi medis dan nutrisi yang terus mencuat. kampanye kesehatan tetap menekankan manfaat susu bagi orang dewasa. Misalnya manfaat minum susu sebelum tidur untuk mendukung metabolisme dan mencegah insomnia. 

Di sisi lain, sebagian ahli menyoroti dampak negatif konsumsi susu, seperti lactose intolerant dan alergi susu yang makin umum dialami orang dewasa. Perdebatan ini menegaskan bahwa susu tidak lagi relevan sebagai asupan gizi universal yang cocok untuk semua orang.

Kandungan susu memang kaya nutrisi, namun tidak bebas risiko. Studi terbaru dari King’s College London menyebutkan orang dewasa tak perlu rutin mengonsumsi susu, karena manfaat serupa bisa diperoleh dari pangan lain. 

Kontroversi ini semakin relevan di Indonesia setelah Presiden terpilih Prabowo Subianto mengusulkan program susu harian untuk seluruh siswa. Padahal, Indonesia sendiri masih defisit produksi susu dengan hanya mampu memenuhi 20% dari kebutuhan nasional sebesar 4,4 juta ton. 

Di tengah lonjakan permintaan dan keterbatasan produksi lokal, mau tidak mau kita mengimpor susu dari luar negeri. Dengan kualitas gizi susu impor yang cenderung menurun akibat proses pemanasan berulang, wajar jika program seperti pemberian susu gratis bagi pelajar perlu dikaji ulang secara ilmiah. Kita perlu mengevaluasi kembali dampak positif dan negatif konsumsi susu sapi.

manfaat minum susu sebelum tidur sangat banyak, namun ketahui apa dampak positif dan dampak negatif konsumsi susu

Dampak Positif Konsumsi Susu

Susu telah lama menjadi bagian dari pola makan orang-orang seluruh dunia karena kandungan nutrisinya yang dianggap lengkap. Meski tidak cocok untuk semua, terutama bagi yang lactose intolerant, susu tetap dapat menyumbang manfaat kesehatan yang terbukti secara ilmiah. 

Pada peringatan Hari Susu Sedunia, kampanye terkait manfaat minum susu masih terus digencarkan. Beberapa dampak positif konsumsi susu antara lain:

1. Menjaga Kesehatan Tulang dan Mencegah Osteoporosis

Kandungan susu berupa kalsium dan vitamin D membantu pembentukan serta pemeliharaan kepadatan tulang. Setiap cangkir susu skim (244 g) mengandung 298 mg kalsium dan 2,9 mcg vitamin D yang berperan dalam mencegah osteoporosis. Kombinasi ini sangat penting terutama bagi lansia dan perempuan pasca-menopause.

2. Meningkatkan Kesehatan Otak pada Usia Lanjut

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tiga porsi susu atau produk susu per hari dapat meningkatkan kadar antioksidan glutathione di otak hingga 30%. Kandungan susu seperti vitamin B12 dan choline juga berperan dalam fungsi kognitif dan perlindungan saraf. Ini menjadikan susu sebagai salah satu sumber gizi potensial untuk menjaga kesehatan otak lansia.

3. Menurunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi dan Stroke

Susu kaya akan kalium yang mencapai 381 mg per cangkir susu skim. Kalium berperan menurunkan tekanan darah bila dikombinasikan dengan asupan natrium rendah. Studi terhadap lebih dari 90.000 wanita menunjukkan konsumsi tinggi kalium menurunkan risiko stroke hingga 27%. 

4. Mendukung Keseimbangan Mood dan Kesehatan Mental

Manfaat minum susu sebelum tidur antara lain dapat membantu tidur nyenyak dan tenang. Vitamin D dalam susu mendukung produksi serotonin, hormon yang memengaruhi suasana hati, nafsu makan, dan tidur. Sebuah meta-analisis pada 2019 menemukan bahwa suplementasi vitamin D dapat membantu pengelolaan depresi mayor. 

5. Membantu Pembentukan dan Pemeliharaan Massa Otot

Dengan kandungan 8,2 g protein per cangkir susu skim, susu mendukung pembentukan dan pemeliharaan massa otot. Asupan protein cukup dari susu juga membantu pemulihan jaringan tubuh dan proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, susu sering dimasukkan dalam pola makan sehat untuk kebugaran dan penurunan berat badan.

6. Mendukung Kesehatan Jantung Jika Dipilih dengan Tepat

Konsumsi susu rendah lemak atau skim dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Susu ini tetap menyediakan kalium dan protein tanpa lemak jenuh berlebih yang bisa memicu aterosklerosis. Pemilihan jenis susu menjadi faktor penting dalam memaksimalkan manfaat kesehatannya.

7. Menjadi Sumber Mikronutrien yang Sulit Diperoleh dari Makanan Lain

Kandungan susu mencakup vitamin A, B12, riboflavin, fosfor, dan magnesium yang penting untuk metabolisme tubuh. Banyak produsen juga memperkaya susu dengan omega-3 dan vitamin tambahan. Ini menjadikan susu sebagai salah satu sumber nutrisi kompleks yang mendukung berbagai fungsi tubuh secara menyeluruh.

Dampak Negatif Konsumsi Susu

Meski dikenal luas sebagai sumber kalsium dan protein, tidak semua jenis susu cocok untuk setiap orang. Susu sapi, baik yang segar, UHT, maupun pasteurisasi, mengandung laktosa yang bisa menimbulkan masalah bagi penderita lactose intolerant

Susu formula dan susu kental manis juga sering kali ditambahkan gula atau bahan kimia lain yang berpotensi memicu gangguan metabolik jika dikonsumsi berlebihan. Bahkan susu nabati seperti susu kedelai atau almond, meski bebas laktosa, tidak selalu bebas risiko karena bisa mengandung pemanis tambahan atau alergen tertentu. 

manfaat minum susu sebelum tidur sangat banyak, namun ketahui apa dampak positif dan dampak negatif konsumsi susu

Oleh karena itu, penting untuk mengenali dampak negatif konsumsi susu terhadap kesehatan, di antaranya:

1. Intoleransi Laktosa 

Intoleransi laktosa atau lactose intolerant terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup enzim laktase untuk mencerna laktosa dalam susu. Di Indonesia, kasus intoleransi laktosa cukup tinggi, bahkan mencapai 70% populasi Asia mengalami kondisi ini. Gejalanya antara lain perut kembung, diare, dan rasa tidak nyaman setelah minum susu, terutama pada anak usia sekolah.

2. Risiko Alergi Susu pada Anak

Alergi susu berbeda dari intoleransi laktosa karena melibatkan sistem imun yang bereaksi terhadap protein susu. Anak-anak paling rentan terhadap alergi susu. Gejalanya seperti gatal-gatal, ruam kulit, hingga gangguan pernapasan. Meski umumnya membaik seiring usia, reaksi alergi ini tetap memerlukan penanganan khusus.

3. Kandungan Gula Tinggi dalam Susu Formula

Susu formula yang ditujukan untuk anak usia di atas 1 tahun seringkali mengandung gula berlebih. Studi Helen Keller International menyebut 70% susu pertumbuhan di Indonesia tidak memenuhi standar sehat karena kandungan gulanya melebihi batas harian. Konsumsi rutin bisa meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik di kemudian hari.

4. Gangguan Pencernaan Akibat Konsumsi Berlebih

Meski kandungan susu bergizi tinggi, konsumsi berlebih bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Efeknya bisa berupa mual, diare, dan gas berlebih dalam 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi susu. Ini kerap terjadi tanpa disadari karena gejalanya mirip keluhan ringan sehari-hari.

5. Tidak Lagi Esensial

Menurut pakar laktasi, anak di atas usia dua tahun tidak perlu lagi mengonsumsi susu setiap hari. Nutrisi lengkap bisa diperoleh dari makanan seimbang, karena susu hanyalah salah satu sumber protein. Rekomendasi dari Kementerian Kesehatan pun, saat ini gencar digaungkan slogan Gizi Seimbang, dan bukan 4 Sehat 5 Sempurna lagi. Dengan kata lain, menjadikan susu sebagai kebutuhan pokok anak usia sekolah bisa jadi tidak relevan secara nutrisi.

6. Dampak Lingkungan dari Produksi Susu

Produksi susu sapi menghasilkan emisi gas rumah kaca tiga kali lebih tinggi dibanding susu nabati. Dibutuhkan sekitar 242 liter air untuk menghasilkan secangkir susu, serta 628 liter untuk produk olahannya. Termasuk juga susu formula, yang memerlukan proses tambahan dan menghasilkan limbah dalam jumlah besar.

7. Biaya Ekstra Akibat Produk Tambahan yang Tak Selalu Perlu

Susu formula sering diperkaya nutrisi tambahan yang membuat harganya melonjak hingga tujuh kali lipat. Padahal, tidak semua anak memerlukan mikronutrien tambahan dalam susu jika sudah makan dengan baik. Konsumen perlu cermat membaca label dan menyesuaikan dengan kebutuhan, bukan terpikat iklan atau klaim berlebihan.

Di tengah beragam pro dan kontra terkait dampak positif dan negatif konsumsi susu sapi, susu tetap dianggap penting terutama bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan kebutuhan gizi khusus. Namun, saat ini tersedia banyak alternatif pangan bergizi tinggi seperti tempe, ikan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan yang juga dapat mencukupi kebutuhan kalsium dan protein harian. 

Maka, minum susu bukanlah satu-satunya jalan untuk hidup sehat. Kuncinya adalah memahami kebutuhan tubuh, membaca label nutrisi secara cermat, dan tidak terjebak pada kampanye promosi yang menyesatkan. 

Minum susu tetap boleh, tetapi perlu disikapi secara bijak. Alih-alih menganggap sebagai kewajiban mutlak, hendaknya konsumsi susu menjadi pilihan sadar berdasarkan kondisi tubuh dan kecukupan gizi seimbang. Di sinilah peran bijaksana dari orang tua maupun guru dan juga masyarakat dalam menyikapi gerakan konsumsi susu.