5 Peran Ayah dalam Pendidikan Anak

12 Desember 2024|Artikel|Bagikan :

Peran ayah dalam keluarga adalah salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak. Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan bahwa hanya 37,17% anak usia 0-5 tahun yang diasuh oleh kedua orang tua kandung secara bersama-sama.

UNICEF melaporkan bahwa sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran atau peran seorang ayah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perceraian, kematian, maupun pekerjaan ayah yang mengharuskan mereka tinggal jauh dari keluarga.

Melihat data Susenas 2021, jumlah anak usia dini (0-6 tahun) di Indonesia sekitar 30,83 juta jiwa. Artinya, dapat diestimasikan bahwa sekitar 2.999.577 anak kehilangan kehadiran sosok ayah. 

Belum lagi fenomena fatherless yang banyak dialami remaja saat ini. Para gen-Z ramai-ramai curhat di media sosial tentang kerinduannya terhadap sosok seorang ayah. Jika salah langkah, kekosongan tersebut dapat disalahgunakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Ketiadaan peran ayah dalam pengasuhan memiliki dampak signifikan pada perkembangan emosional, sosial, dan pendidikan anak. Dalam jangka panjang, hal ini juga dapat memengaruhi pola relasi interpersonal dan stabilitas psikologis anak.

Oleh karenanya, tugas ayah dalam keluarga semakin kompleks. Selain mencari nafkah, ayah juga memiliki peran dalam pendidikan anak. Diperlukan peningkatan kesadaran akan peran tersebut  serta perlunya kebijakan dan program yang mendukung keterlibatan ayah dalam pengasuhan, meskipun ada kendala geografis atau ekonomi.

UNICEF menekankan bahwa peran ayah tidak hanya penting secara emosional, tetapi juga fundamental dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Dukungan terhadap ayah untuk terlibat lebih aktif dalam pengasuhan adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak. Misalnya dengan kebijakan cuti orang tua yang memadai dan akses ke sumber daya parenting.

Peran Ayah dalam Pendidikan Anak

Peran ayah dalam keluarga adalah mendidik, membimbing, dan membentuk karakter anak di setiap tahap kehidupan mereka. Melansir laman resmi Paudpedia Kemdikbud, ada lima peran utama ayah yang menjadi fondasi penting dalam menciptakan generasi berbudi pekerti dan tangguh. Apa saja peran tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Pemecah Masalah

Ayah memiliki peran penting sebagai pemecah masalah dalam kehidupan anak. Saat anak menghadapi tantangan, seperti memperbaiki mainan rusak atau menyelesaikan tugas sekolah yang sulit, ayah dapat menjadi teladan dalam mencari solusi. 

Proses ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga membangun rasa percaya anak terhadap ayahnya. Tugas ayah dalam keluarga mencakup membantu anak memahami bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan ketenangan dan usaha yang tepat, sambil menanamkan nilai-nilai tanggung jawab.

Anak yang terinspirasi dari keterampilan ayah dalam memecahkan masalah cenderung tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri. Mereka belajar menghadapi konsekuensi dari keputusan yang diambil dan mengembangkan pola pikir yang solutif. Peran ini tidak hanya membangun karakter anak tetapi juga memperkuat hubungan emosional antara ayah dan anak.

2. Teman Bermain

Permainan adalah sarana terbaik untuk menciptakan ikatan emosional antara ayah dan anak. Melalui kegiatan seperti bermain kejar-kejaran atau membaca buku cerita bersama, ayah dapat mengajarkan nilai-nilai penting seperti sportivitas, kesabaran, dan kerja sama. 

Selain menyenangkan, bermain bersama memberikan kesempatan bagi ayah untuk mendekatkan diri secara emosional. Anak yang sering bermain dengan ayahnya cenderung merasa lebih percaya diri dan terbuka dalam berkomunikasi. Hubungan positif ini menjadi fondasi bagi anak untuk membangun hubungan sehat dengan orang lain di masa depan.

3. Pemandu Prinsip

Sebagai pemandu prinsip, ayah membantu anak memahami nilai-nilai yang penting dalam kehidupan. Diskusi ringan tentang kejujuran, tanggung jawab, atau dampak dari perilaku tertentu membantu anak membangun dasar moral yang kuat. Pendidikan adalah perjalanan yang mencakup pembentukan karakter, dan ayah berperan besar dalam memberikan arahan yang tepat.

Dengan memberikan teladan yang konsisten, ayah mengajarkan anak untuk berpikir kritis dan bertindak dengan integritas. Anak belajar memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan pentingnya menjalani hidup sesuai prinsip yang benar. Peran ini membantu anak tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan dihormati di lingkungan sosialnya.

4. Penyedia

Ayah tidak hanya bertugas memenuhi kebutuhan materi seperti makanan atau pakaian, tetapi juga kebutuhan emosional dan waktu berkualitas. Terlibat langsung dalam aktivitas anak, seperti menghadiri acara sekolah atau bermain bersama, memberikan rasa aman yang mendalam bagi anak. Peran ayah dan ibu dalam keluarga saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal.

Kehadiran ayah yang aktif memberikan dampak positif pada perkembangan emosional anak. Anak yang merasa dihargai dan didukung dapat membangun rasa percaya diri. Dengan menjadi penyedia kehadiran yang nyata, ayah memperkuat ikatan keluarga dan membantu anak merasa lebih siap menghadapi tantangan.

5. Penyiap Masa Depan

Ayah memiliki tanggung jawab besar untuk mempersiapkan anak menghadapi tantangan hidup. Melalui percakapan tentang nilai-nilai keluarga atau keterampilan praktis, ayah membantu anak memahami dunia secara lebih baik. Fasilitas pendidikan emosional seperti ini sangat penting untuk membentuk pola pikir anak sejak dini.

Dengan memberikan contoh nyata, ayah membantu anak menginternalisasi perilaku positif yang akan mereka bawa hingga dewasa. Peran ini menciptakan fondasi karakter kuat yang menjadikan anak lebih mandiri, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. 

Cara Mengoptimalkan Peran Ayah

Tugas ayah dalam keluarga lebih dari sekadar mencari nafkah dan membuka akses ke fasilitas pendidikan di sekolah, namun ayah juga perlu membersamai ibu dalam pengasuhan anak. Sehingga peran ayah dan ibu dalam keluarga bisa terpenuhi sesuai porsi masing-masing.

Bagaimana caranya? Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan para ayah untuk mengoptimalkan perannya dalam pendidikan anak:

1. Luangkan Waktu Berkualitas

Salah satu peran ayah dalam keluarga adalah memastikan anak merasa didukung secara emosional. Luangkan waktu khusus untuk kegiatan bersama anak, seperti membaca buku atau bermain edukatif. Ini mempererat hubungan emosional dan membantu ayah menjadi figur teladan. 

2. Jadikan Rumah Fasilitas Belajar

Rumah bisa menjadi tempat belajar yang seru. Sediakan buku, alat seni, atau bahan eksperimen kecil untuk mengasah rasa ingin tahu anak-anak. Dengan menjadikan rumah sebagai fasilitas pendidikan, anak belajar mandiri dan terbiasa dengan lingkungan belajar yang positif.

3. Libatkan Nilai Kehidupan dalam Aktivitas

Kegiatan seperti memasak atau berkebun bersama mengajarkan tanggung jawab, kreativitas, dan kerja sama. Melalui aktivitas harian, seorang ayah menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses belajar yang terus berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.

4. Koordinasi dengan Pasangan

Diskusikan perkembangan anak dengan pasangan secara rutin. Peran ayah dan ibu dalam keluarga yang saling mendukung menciptakan lingkungan yang stabil dan penuh perhatian untuk tumbuh kembang anak.

5. Jadi Teladan Tanggung Jawab

Anak belajar lebih efektif dari contoh nyata. Melaksanakan tugas ayah dalam keluarga, seperti membantu pekerjaan rumah tangga atau mengatur waktu, mengajarkan anak pentingnya disiplin dan kerja sama dalam keluarga.

Sebagai pilar utama dalam keluarga, ayah memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk karakter dan pendidikan anak. Terpenuhinya tugas ayah dalam keluarga dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. 

Mendidik anak bukan hanya tentang memberikan ilmu, tetapi juga memberikan teladan, nilai-nilai kehidupan, dan rasa aman. Peran ayah dalam keluarga adalah penyempurna peran ibu untuk mendukung anak tumbuh cerdas, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.